KISAH RABIAH AL-ADAWIYAH – Bagian 3 (SUARA DAN WAJAHNYA YANG CANTIK)

Tak kuasa menahan tawa yang cukup menggelikan, mulut Rabiah terbuka sehingga terdengarlah tawanya dari balik ruangan utama di belakang pintu sampai di ruang utama tak terkecuali Khalil sang pemilik tempat. Segera Khalil berdiri naik pitam sambil memasang wajah yang sangat marah meminta perempuan yang menertawakan Dalaal untuk menggantikannya bernyanyi dengan ancaman apabila tak lebih baik dari Dalaal maka akan mendapatkan siksaan.

 

Entah mungkin begitu tak sedapnya suara Dalaal sehingga membuat Rabiah tetap tertawa meski mengetahui bahwa Khalil sangat marah. Dengan sedera Bapak angkat Rabiah yang mengantarkannya menghampiri Rabiah dan menurutnya ini saat yang tepat untuk menunjukkan kemampuannya. Rabiah bersedia maju ke hadapan Khalil dan para saudagar lainnya untuk bernyanyi menggantikan Dalaal yang ditertawakan banyak orang. Ditutuplah wajah Rabiah yang cantik mengunakan kerudungnya kemudian digiring oleh sang Bapak angkat ke ruang utama.

 

Khalil semakin penasaran siapa gerangan yang dengan tidak terpuji berani menertawakan Dalaal. Diperintahkannya Bapak angkat untuk membuka kerudung yang menutupi wajah Rabiah dan dengan segera pula dilaksanakannya. Ketika kerudung itu terbuka maka terlihatlah wajah Rabiah yang cantik dan menawan. Semua yang hadir ditempat itu sempat terperangah melihat kecantikan gadis ini tidak terkecuali Khalil, hanya saja Khalil masih memendam amarah dan tidak yakin kepadanya apakah mampu lebih baik dari Dalaal. Khalil segera memerintahkan untuk bernyanyi dan memperkenalkan diri. Diperkenalkan oleh Bapak angkatnya bahwa gadis ini bernama Rabiah anak angkatnya.

 

Ketika semua terdiam, mulailah Rabiah bernyanyi dengan sangat percaya diri (di dalam film ini disuarakan oleh Ummu Kultsum yang bersuara indah). Subhanallah, tidak hanya kecantikan wajah Rabiah yang membuat semua orang yang hadir disitu takjub kepadanya, tetapi suara indah nan merdunya juga seakan menghipnotis mereka ditambah lagi syair yang dibawakannya cukup indah jauh labih baik dari Dalaal. Tak satupun orang yang hadir ingin meninggalkan tempat itu hanya karena ingin mendengarkan Rabiah bernyanyi sampai usai. Di tengah-tengah Rabiah bernyanyi, dia teringat Bapak angkatnya mengatakan bahwa salah satu saudagar yang hadir di tempat itu adalah Ishomuddin sang pujaan hatinya, namun hingga nyanyian selesai dibawakannya tak kunjung jua Rabiah melihat wajah Ishomuddin. Sangat disayangkan juga oleh para saudagar yang hadir karena keindahan suara dan syair yang dibawakan Rabiah hanya sekali saja dan langsung dihentikan oleh Bapak angkatnya sambil menutup kembali wajah Rabiah dengan kerudungnya dan diminta untuk kembali ke balik pintu.

 

Dari balik pintu Rabiah masih mengintip saudagar yang hadir barangkali disana hadir Ishomuddin, namun untuk keduakalinya Rabiah mencari Ishomuddin dia tersadar bahwa telah ditipu oleh Bapak angkatnya. Kekecewaan Rabiah belum disampaikan ke Bapak angkatnya tapi malah kabar mengejutkan saat itu membuat hati Rabiah semakin terluka karena sang Bapak angkat mengumumkan di tengah-tengah para saudagar yang masih penasaran dengan Rabiah bahwa telah menjadikannya sebagai barang lelang yang diperebutkan oleh para saudagar Basrah. Rabiah tak percaya Bapak angkatnya melelangnya ke para saudagar Basrah, Rabiah menangis, Rabiah bersedih, meratapi nasibnya yang merasa dipermainkan apalagi ternyata Ishomuddin yang dijanjikan ternyata tidak dilihatnya diapun pulang tanpa mau mengetahui siapakah saudagar yang akan memilikinya nanti. Inilah kesedihan pertama di Basrah yang dialami Rabiah.

 

Harga lelang pertama dibuka sebesar 500 dinar banyak yang menyanggupi maka ada yang mau menggantinya 800 dinar. Sahut-sahutan saling menaikkan harga demi Rabiah terjadi. Khalil ternyata tak mau kalah, ia ikut meramaikan lelang Rabiah dengan memberikan harga tertinggi yakni 5000 dinar. Para saudagar yang lain seakan tak mau lagi menaikkan harganya. Ketika lelang akan segera diputuskan milik Khalil, tiba-tiba dari ruangan lain ada yang berteriak “7000 dinar”. Semua langsung mengarahkan pandangannya kepada pemilik suara itu yang ternyata adalah Ishomuddin.

 

Ishomuddin memang datang terlambat tetapi dia masih sempat melihat Rabiah bernyanyi meskipun hanya pada bagian akhirnya saja.

 

Khalil tak mau kalah lagi, dia menaikkan harga menjadi 10.000 dinar dan yakin harga itu tidak akan ada yang mampu melebihi lagi. Ternyata salah, Ishomuddin menutup harga terakhir demi Rabiah sebesar 20.000 dinar. Usai sudah pelelangan panjang malam itu. Khalil mengaku tak berani menaikkan harga lagi dan memberi selamat kepada Ishomuddin yang dianggapnya sekarang lebih kaya darinya namun Ishomuddin bukan tipe orang yang sombong, dia hanya mengatakan malam itu adalah sedang beruntung saja. Perkumpulan segera bubar karena sudah terlalu larut malam. Khalil sangat kecewa kalah dalam perebutan Rabiah, Ishomuddin tak pernah kecewa dengan 20.000 dinarnya karena Rabiah telah didapatkannya, bagaimana nasib Rabiah sendiri di rumah yang sudah pulang terlebih dahulu????

Kisah selanjutnya….
Kisah sebelumnya….

Tinggalkan komentar